Sabtu, 20 April 2013

FAFIRRU ILALLOH

Ditengah hempasan kehidupan yang membuat terpuruk, perih dan terluka. Sudah tidak ada lagi daya dan upaya kecuali hanya berlari pada Allah, memohon pertolonganNya. Keajaiban ditengah cobaan itu begitu nyata. Allah memberikan pertolongan bagi hambaNya yang memohon. Itulah yang terjadi pada seorang ibu bahwa disaat dirinya dan keluarga dihempas dengan berbagai ujian cobaan. Rumahnya akan disita oleh bank. Tinggal beberapa hari lagi petugas bank akan melakukan penyitaan. Dirinya bersama keluarga hanya bisa menangis penuh kesedihan. ‘saya harus tegar, menukar kesedihan dengan harapan’ katanya. ‘Harapan satu-satunya hanya berdoa kepada Allah, memohon pertolongan kepadaNya. selain sholat fardhu, saya sholat tahajud setiap malam sampai airmata rasanya sudah mengering.’ isak tangisnya terdengar memilukan.
Pagi itu semua keluarga diliputi oleh tangis sendu di teras rumah, sambil menunggu detik-detik penyitaan rumah kami. Kami ingin menyaksikan rumah kami untuk terakhir kalinya. Rumah dimana anak-anak lahir dan dibesarkan penuh cinta serta kasih sayang. Para tetangga tak kuasa menahan haru melihat kami. Para tetangga hadir menunggu petugas bank hadir.

Fafirru ilallah (Kembalilah kepada Allah)

Fafirru ilallah (Kembalilah kepada Allah)

بسم الله الرحمن الرحيم

Menyoroti sejarah umat Muhammad s.a.w, bangkitnya mereka begitu gagah. Digeruni seisi dunia dengan gelaran ustaziyatul alam pada era tamadun Abbasiyah. Benarlah, kehebatan umat Islam saat itu tidak dapat dipersoalkan.

Namun akhirnya, dari satu tamadun yang sangat hebat itu, Umat Islam akhirnya jatuh, jatuh dan jatuh…kejatuhan itu sehingga kini. Kita adalah umat yang hidup di era kejatuhannya, namun kita tidak pernah sedar semua itu. Kita leka bermain dengan permainan-permainan yang disajikan dunia, sehingga tidak sedar beribu wajah sedang ketawa gembira melihat umat Muhammad s.a.w yang terus menerus dalam kealpaan.

Mengapa ini berlaku? Apa ubatnya? Dimana perlu dicari penawarnya?